Sebagai orang soppeng tulen,
apakah anda telah menyadari potensi apa yang dimiliki soppeng? Ternyata, selain
wisata air panas lejja atau wisata sejarah soppeng masih
menyimpan banyak potensi lain yang perlu dikembangkan.
Berikut tiga hal potensial yang
penulis coba uraikan.
Appejengeng e
Masyarakat di desa lalabata riaja,
kecamatan donri-donri kabupaten soppeng sangat patut bersyukur kepada tuhan
yang maha esa karena meskipun tempat tinngal mereka tidak ada laut tapi mereka
memiliki sumber air asin. Ini adalah berkah untuk masyarakat soppeng secara
umum. Ini merupakan suatu keajaiban yang ada di soppeng, namun kini kondisinya
tidak terawat. Kalau saja pemerintah daerah mau memberikan perhatian hal
tersebut bisa dimaksimalkan untuk dijadikan objek wisata atau objek penelitian.
Dari penuturan warga setempat, beberapa kampus negeri atau swasta dari kota
Makassar pernah datang melakukan penelitian. Keunikannya yang lain, sumber air
warga setempat tidak terasa asin meski hanya berjarak beberapapa meter dari
sumber air asin tersebut. Pepatah yang mengatakan”asam di gunung,garam di laut” tidak
berlaku di soppeng.
sumber gambar mediatanewsdotcom |
Sentra persutraan alam (SPA)
Sentra persutraan alam ini
terletak di tajuncu, desa donri-donri, kecamatan donri-donri, sekitar 14km dari
pusat kota soppeng. Dari penuturan warga setempat, sentra persutran alam (SPA)
diresmikan oleh mantan presiden kedua jend. Soeharto pada tahun 1975. Pada masa
kejayaannya, sekitar tahun 1980-an, sutra soppeng banyak di populerkan hingga
ke mancanegara dan menjadi pusat sutra nomor satu di sul-sel. Namun, kini
produksi sutra menurun drastic karena kwalitas
benih ulat sutera local menurun dan harga benih impor semakin mahal.
Kini, bupati terpilih bertekad mengembalikan kejayaan sutera soppeng. “tekad
dan kometmen ini berisiko, kalau kami gagal mengembalikan kejayaan ini maka
tercatat dalam sejarah sebuah kegagalan besar dalam pemerintahan kami” (bupati
soppeng).
ulat sutera |
Peninggalan sejarah
Rupanya sejarah soppeng sungguh panjang, telah ada
sejak saman batu dan banyak meninggalkan jejak peradaban. Banyak bukti
arkeologi yang telah ditemukan para arkeolog yang melakukan penelitian di
soppeng, beberapa di antaranya adalah telah di temukannya alat peraga pada
saman batu misalnya altar batu, batu dakon, dan lumpang batu (palungeng patu)
yang di temukan dikawasan sewo, Makam kuno di kompleks pemakaman jera lompoe
dan bangunan peninggalan jaman penjajahan berupa bangunan yang masyarakat soppeng
mengenalnya dengan nama villa yuliana atau mess tinggi, namun kini telah
berganti nama menjadi meseum latemmamala.
Dari bukti sejarah arkeology,
soppeng dimasa lalu telah membangun peradabannya sendiri dan telah menjalin
hubungan dengan suku bangsa yang lain. Di balik sejarah panjangnya, ternyata
masih banyak masyarakat yang belum mengetahui latar belakang peradabannya.
Para peneliti yang melakukan
penelitian di soppeng belum mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Belum
maksimalnya perhatian pemerintah daerah di buktikan dengan belum adanya meseum
khusus untuk menyimpan benda-benda hasil penemuan dan belum adanya dinas khusus
bidang arkeology. Kalau saja sudah ada meseum penyimpanan, hal ini bisa menarik wisatawan dan menjadi tempat
penelitian.
![]() |
taman purbakala |
Itulah tiga hal potensial yang
juga memerlukan perhatian pemerintah dalam mengembalikan kejayaan soppeng dan
mampu mengangkat perekonomian rakyat serta mampu berdiri sejajar dengan daerah
lain, karena beberapa tahun belakangan ini soppeng dikenal dengan daerah yang
tertinggal. Padahal, soppeng mempunyai banyak potensi, hanya saja butuh
sentuhan tangan dingin dari pemimpin daerah.
adapun tiga tempat yang menyimpan nilai historis
adapun tiga tempat yang menyimpan nilai historis
menarik bang.. ayo tulis terus tentang Soppeng, biar banyak orang tahu.. walaupun belum seterkenal makassar, kalau ditulis terus menerus dia akan jaya juga :)
BalasHapusterima kasih bang atas supportnya. :)
BalasHapus